Selasa, 17 Oktober 2017

Meja Kayu

Meja Kayu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.

Keluarga itu biasa makan bersama diruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.

Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan sesuatu," ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini." Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan.

Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek. Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.

Anak mereka yang beru
... baca selengkapnya di Meja Kayu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 11 Oktober 2017

Ayah, Aku Bangga Padamu! Catatan Putra Seorang Koruptor

Ayah, Aku Bangga Padamu! Catatan Putra Seorang Koruptor Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Dua lelaki berpakaian coklat tua mengapit lelaki separuh baya menuju kamar tidur berkuota 5 orang tetapi sesak di jejali penghuni tiga kali lebih banyak dari kapasitas standar sebenarnya, saat salah satu dari lelaki berseragam membuka grendel-grendel pengaman yang mengamankan penghuni kamar, kepala lelaki setengah baya itu tegak, menoleh ke arah ruangan di sudut deret bangunan tempat aku berdiri, tersenyum lalu menganggukkan kepala kepadaku sebelum menghilang di balik jeruji.

Segurat senyum menghiasi sudut wajahku membalas senyuman dari lelaki itu, tapi aku tahu dia tidak melihatnya, karena serombongan lelaki berpakaian coklat melintas di antara jangkauan pandang kami memecah situasi melodrama yang bila di telenovela korea biasanya dapat jatah scene 10 detikan lebih karena di slow motion dan sudut pengambilan sudut gambar bisa lebih dari 8 titik. Karena moment itu sungguh berkesan, bermakna dan sarat penafsiran.

“Ayah, aku bangga padamu.” Hanya kata itu yang mampu menggumam di bibirku mewakili gejolak yang muncul sporadis.

Aku membalikkan badan, karena sosok yang tadi tersenyum dan tak lain adalah ayahku sendiri tersebut sudah tidak terlihat karena blok tahanan tertutup gelapnya bayangan dinding tinggi lembaga permasyarakatan. Aku berjalan keluar, mengarah ke gerbang besar pembatas bui denga
... baca selengkapnya di Ayah, Aku Bangga Padamu! Catatan Putra Seorang Koruptor Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1